Oct 29, 2012

Menterjemahkan Ma Mashdariyah

Bingung juga untuk posting apa untuk kali ini untuk berbagi dengan para pecinta Bahasa Arab. Setelah beberapa kali membolak-balikkan buku Bimbingan Tarjamah Arab Indonesia karya Dr. H. Rofi’i, saya memutuskan menulis postingan tentang menerjemahkan kalimat yang terdapat di dalamnya ma yang berfungsi sebagai mashdariyah. Karena menerjemahkan ma mashdariyah ini ke dalam bahasa Indonesia merupakan kesulitan tersendiri bagi kita, terutama bagi anak didik kita.

مَا yang berfungsi sebagai مَصْدَرِيَّة, yaitu مَا yang setelahnya adalah fi’il dimana ma tersebut bisa digantikan dengan bentuk mashdar-nya.  مَا seperti ini tidak bisa diterjemahkan apa adanya, karena menjadi tidak lazim di dalam bahasa Indonesia, tetapi harus diterjemahkan sesuai dengan mashdar-nya.

Contoh (lihat teks yang berwarna merah):
ذلك  جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُواْ ==> ma mashdariyah
ذلك  جَزَيْنَاهُمْ بِكُفْرِهِمْ ==> diganti dengan mashdar
Terjemahkan sesuai dengan bentuk kalimat kedua:
“Demikianlah kami hukum mereka disebabkan kekufurannya.”

Dan bukan: ‘Demikianlah kami hukum mereka disebabkan apa yang mereka kufurkan’, karena ini berarti obyek yang dikufurkan yang akan dihukum, tetapi tindakan kufurnya yang akan dihukum (berarti fi’il atau mashdarnya).

وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوْا ==> ma mashdariyah
وَجَزَاهُمْ بِضَبْرِهِمْ ==> diganti dengan mashdar
Terjamah: Allah memberi balasan karena kesabaran mereka.

وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُوْلُوْنَ ==> ma mashdariyah
وَاصْبِرْ عَلَى قَوْلِهِمْ  ==> diganti dengan mashdar
Terjamah: Bersabarlah terhadap perkataan mereka..

لاَ تَخْتَلِفُوْا بَعْدَ مَا عَرَفْتُمْ عَاقِبَةَ الإخْتِلاَفِ  ==> ma mashdariyah
لاَ تَخْتَلِفُوْا بَعْدَ مَعْرِفَتِكُمْ عَاقِبَةَ الإخْتِلاَفِ  ==> diganti dengan mashdar
Terjamah: Janganlah berselisih setelah Anda mengetahui akibat perselisihan.

جَلَسَ الأَوْلاَدُ مِثْلَ مَا جَلَسَ الْمُسْتَرِيْحِيْنَ ==> ma mashdariyah
جَلَسَ الأَوْلاَدُ مِثْل جُلُوْسِ الْمُسْتَرِيْحِيْنَ  ==> diganti dengan mashdar
Terjamah: Anak-anak duduk seperti duduknya orang-orang yang beristirahat.

Oct 24, 2012

Kelengkapan Bahasa Arab

Pecinta Bahasa Arab, “Tahukah Anda, salah satu keistimewaan Bahasa Arab? bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang dikenal sangat ringkas dan lengkap. Sebagai contoh, kita lihat kata yang diberikan di bawah ini yang berarti: mereka telah mencari bantuan. Anda akan dapat melihat bahwa empat kata bahasa Indonesia tersebut cukup diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan satu kata saja. Jika diterjemahkan kedalam bahwa Inggris ‘they sought help’, tetap saja panjang (tiga kata). Namun, lebih dari itu, satu kata bahasa Arab ini mampu menyampaikan tujuh bagian informasi kepada kita. Mari kita lihat bagaimana hal itu bisa terjadi:

اِسْتَنْصَرُوْا

  1. نصر. = membantu 
  2.  ست  = meminta 
  3. Ketiadaan salah satu dari 4 prefiks ا ت ی ن (huruf pembentuk fi’il mudhori’) ditambah fathah pada ص yang membuat kata ini berwaktu lampau (Fi’il Madhi). 
  4. Harakat fathah pada huruf ص dan ت dan kasroh pada huruf ا menandakan bentuk kata aktif. Jika dirubah ini sehingga harakat dhommah pada ا dan ت dan harakat kasrah pada huruf ص akan mengubahnya menjadi bentuk pasif: اُسْتُنْصِرُوْا akan berarti bantuan dicari dari mereka.’ 
  5. Huruf و.pada akhir kata menandakan makna pelakunya bergender maskulin (muzhakkar) 
  6. Huruf و  pada akhir kata menyampaikan makna pelakunya sekelompok orang berjumlah lebih dari 2 orang  
  7. Huruf و  pada akhir kata menyampaikan makna pelakunya orang ketiga

Dari segi penulisannya pun, tulisan Arab sangat ringkas. Mengapa? Karena yang dilambangkan dengan huruf hanyalah huruf konsonan saja, sedang huruf vocal hanya dilambangkan dengan harakat. Meski harakat tidak ditulis tetap saja dapat terbaca dengan jelas. Berbeda dengan tulisan-tulisan lain yang jika huruf vocal tidak ditulis pasti tidak bisa dibaca. Bahkan dalam dunia kaligrafi, teks-teks Arab bisa ditulis secara menumpuk dan bertubrukan dengan huruf lain tanpa merubah makna. Hal yang tidak bisa dilakukan tulisan-tulisan dalam bahasa lain.
Mungkin ini bisa melengkapi keistimewaan Bahasa Arab disamping sebagai bahasa ahli surga. Pembaca mungkin bisa menambahkan kesitimewaan lain? Monggo…

Oct 23, 2012

CARA MEMBEDAKAN MAF’UL MUTHLAQ DAN MAF’UL LI AJLIH

Para pecinta Bahasa Arab, pada postingan kali ini kita akan membahas tentang perbedaan antara Maf’ul Muthlaq dan Maf’ul Liajlih. Sebenarnya perbedaan antara kedua maf’ul ini sangat jelas. Kalau Maf’ul Muthlaq adalah isim mashdar manshub yang disebutkan untuk 3 keadaan, yaitu untuk menegaskan suatu perbuatan, untuk menjelaskan bilangan perbuatan, atau untuk menjelaskan jenis/sifat perbuatan. Sedangkan Maf’ul Liajlih adalah Isim Masdar manshub yang berfungsi menjelaskan tentang faktor/alasan dari penyebutan amil sebelumnya. Tetapi ketika kita tunjukkan kepada anak didik kita sebuah contoh kalimat mereka kesulitan mengidentifikasinya. Hal itu karena keduanya sama-sama berbentuk isim mashdar yang manshub, maka hal ini sering membuat bingung anak didik kita, sehingga mereka tidak bisa membedakan mana yang Maf’ul Muthlaq dan mana yang Maf’ul Liajlih.

Sebenarnya jika kedua maf’ul itu kita tulis secara berdampingan akan nampak jelas perbedaannya.
Seperti contoh berikut:
Maf’ul Muthlaq       = حَفِظْتُ القُرآنَ حِفْظاً
Maf’ul Liajlih = قَرَأ مُحَمَّدٌ القُرْآنَ اِبْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ

Kata bergaris bawah pada kalimat yang pertama adalah Maf’ul Muthlaq. Alasan kenapa itu kita beri warna merah sama seperti pada lafadz fi’ilnya, biar anak didik kita bisa melihat bahwa ada kesamaan asal kata antara keduanya. Maksudnya Maf’ul Muthlaq tersebut merupakan isim mashdar yang dibuat dari lafadz fi’il (kata kerja) yang terdapat di dalam kalimat tersebut. Sedangkan pada kalimat kedua, kata yang bergaris bawah adalah Maf’ul Liajlih dan mempunyai warna yang berbeda dengan lafadz fi’il dan tidak dibuat dari lafaz fi'il yang terdapat dalam kalimat tersebut yang ingin diterangkan factor/alasan kenapa tindakan itu dilakukan.

Kita tinggal mengatakan kepada anak didik kita: Lihatlah isim mashdar pada kalimat tersebut, jika terbuat dari lafadz fi’ilnya maka dapat dipastikan Maf’ul Muthlaq, dan sebaliknya jika tidak dibuat dari lafadz fi’ilnya, maka Maf’ul Liajlih.

Dari sisi fungsi keberadaan kedua maf’ul itu jelas dalam kalimat jelas sangat berbeda. Kalau Maf’ul Muthlaq fungsinya (1) memberikan penegasan, (2) menerangkan bilangan perbuatan, dan (3) menerangkan jenis/sifat perbuatan. Sedangkan Maf’ul Liajlih berfungsi merenangkan alas an/sebab tindakan (fi’il dalam kalimat itu) dilakukan.

Oct 22, 2012

KAMUS IDIOM ARAB I



Sebelum kita menuju kamus Idiom Arab, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu idiom. Menurut al-Khuli dalam Dictionary of Theoretical Linguistic (1982), Idiom adalah تعبير يختلف معناه عن المعنى الكلى لأجزائه ungkapan yang maknanya secara keseluruhan berbeda dengan makna masing-masing unsurnya. Pengertian ini mengacu pada gabungan kata dengan preposisi, seperti contoh قَامَ  (berdiri), tetapi قَامَ بِ   tidak lantas bermakna berdiri dengan tetapi melaksanakan. Begitu juga kata قَأمَ عَلَى   tidak lantas bermakna berdiri di atas, tetapi berdasarkan.

Idiom juga berarti konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain. Contoh untuk idiom seperti ini adalah kata  قَامَ  yang bergabung kata  قَعَدَ  lalu menjadi  قَامَ وَقَعَدَ  bukan berarti bermakna berdiri dan duduk, melainkan bingung.

Cukup sekian aja bicara teori (Anda bisa sendiri baca dalam buku Kamus idiom Arab-Indonesia Pola Aktif  terbitan Ulinnuha Press), kita langsung ke Kamus Idiom Arab-Indonesia.

آNo.
Ta’bir
Makna
Contoh
Makna Contoh
1
دَهَبَ إلَى
Pergi ke
دَهَبَ الْمُسْلِمُ إَلَى الْمَسْجِدِ
Orang Islam itu pergi ke masjid
2
دَهَبَ ب
Menghilangkan, memusnahkan
دَهَبَ الله بِنُوْرِهِمْ
Allah menghilangkan cahaya mereka
3
دَهَبَ عَنْ
Meninggalkan
دَهَبََ الزَّوْجُ عَنْ زَوْجَتِهِ
Suami itu meninggalkan isterinya
4
دَهَبَ عَلَى
Lupa sama sekali
دَهَبَ عَلَىَّ مَوْعِدُكَ
Aku lupa sama sekali janjimu
5
دَهَبَ بِ....إلَى
Menemaninya ke…
دَهَبَ بِصَدِيْقِهِ إَلَى المَسْجِدِ
Ia menemani temannya ke masjid
6
دَهَبَ إلَى رَبِّهِ
Meninggal
دَهَبَ المَرِيْضُ إَلَى رَبِّهِ
Pasien itu telah meninggal dunia
7
دَهَبَ فِى الْخَمْرِ
Kehilangan dan merugi
دَهَبَتْ أمْوَالُهُ فِى الْخَمْرِ
Ia kehilangan harta dan merugi
8
دَهَبَ فِى
Bercampur/larut dengan
دَهَبَ الْمَاءُ فِى اللَّبَنِ
Air itu larut dalam susu

دَهَبَ إلَى قَوْلِ/رَأيِ
Berpendapat
دَهَبَ المُؤَرِّخُوْنَ إلَى أَنَّ المنْهَجَ التَّجْرِبِى ظَهَرَ لِأوَّل مَرَّةِ عَلَى عُلَمَاءِ الإسْلاَمِ
Sejarawan berpendapat bahwa metode eksperimen pertama kali muncul di kalangan ilmuwan Islam
9
دَهَبَ مَذْهَبَ ...
Mengikuti cara…
دَهَبَ التِّلْمِيْذُ  مَذْهَبَ مُدَرِّسِهِ فِى الجَمْعِ بَيْنَ الْعِلْمِ وَالْعَمَل.
Murid itu mengikuti cara gurunya dalam menggabungkan antara ilmu dan amal
10
دَهَبَ مَعَ الرِّيْحِ
Sirna, musnah
رَفضَتْهُ أُسْرَة الفَتَاةِ, فَذَهَبَتْ أمَالُهُ مَعَ الرِّيْحِ
Keluarga gadis itu menolaknya, maka hilanglah semua harapannya
11
دَهَبَ رِيْحَهُ
Hilang kekuasaannya, lemah
وَلاَتَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ
Janganlah berbanyah-bantahan yang menyebabkan kamu gentar dan hilang kekuatanmu (lemah)
12
دَهَبَ نَفْسُه شُعَاعاً
Jiwanya plinplan
دَهَبَ نَفْسُهُ شُعَاعاً حِيْنَ تَكَاثَرتْ عَلَيْه الأزْمَأتُ
Jiwanya menjadi plinplan saat banyak mengalami banyak krisis.

Demikianlah Kamus Idiom kali ini, Insya Alloh bias kita sambung di postingan yang akan datang.

(Sumber bacaan: Kamus Idiom Arab-Indonesia Pola Aktif, Drs. Basuni Imamuddin, MA dan Dra. Nasiroh Ishaq, Ulinnuha Press, Depok, 2003)

Oct 19, 2012

Cara membuat kata kerja transitif dalam Bahasa Arab


Sebagaimana dalam bahasa Indonesia dan Inggris, Bahasa Arab juga mengenal kata kerja transitif dan kata kerja intransitif. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan obyek penderita (maf’ul bih) dan intransitif tidak membutuhkannya. Dalam bahasa Arab Transitif disebut sebagai al-Fi’il al-Muta’addy (الفِعْل الْمُتَعَدِى) dan Intransitif disebut al-Fi’l al-Lazim (الْفِعْل اللازِم).
            Al-Fi’l al-Muta’addy bisa didapatkan dari kata dasar itu sendiri karena sudah bermakna transitif, seperti ضَرَبَ: memukul, كَتَبَ: menulis, dll. Atau dengan memodifikasi bentuk kata kerja intransitif. Ada beberapa cara memodifikasi kata kerja intransitif menjadi transitif sebagai berikut:
1.      Merubah bentuk wazannya, yaitu dengan cara:
a.       Menambahkan hamzah qath’i pada awal kata seperti pada wazan فَعَلَ menjadi أَفْعَلَ
Contoh:  جَلَسَ  (duduk) ==> أَجْلَسَ (mendudukkan)
               صَلُحَ   (baik) ==> أَصْلَحَ    (memperbaiki)
               نَامَ      (tidur) ==> أَنَامَ    (menidurkan)

b.      Menambahkan tasydid pada huruf kedua wazan فَعَلَ menjadi فَعَّلَ.
Contoh:  بَعُدَ  (jauh) ==>  بَعَّدَ (menjauhkan)
               طَالَ    (panjang) ==> طَوَّلَ (memanjangkan)     
               كَثُرَ     (banyak) ==> كَثَّرَ (memperbanyak)
               فَرِحَ    (gembira) ==> فَرَّحَ (menggembirakan)

2.      Menambahkan huruf jar (preposisi) setelah kata kerja intransitif, khususnya yang termasuk ke dalam idiom (al-‘Ibarat al-Ishthilahiyah)
Contoh:  قَامَ  (berdiri) ==>  قَامَ بِ (mendirikan, melaksanakan)
               ذَهَبَ   (pergi) ==> ذَهَبَ بِ (menghilangkan) atau ذَهَبَ عَنْ (meninggalkan)


Perhatikan dan bandingkan contoh kedua bentuk itu dalam kalimat:
Intransitif        : جَلَسَ الْوَلَدُ عَلَى الْكُرْسِى     Anak itu duduk di atas kursi
Transitif           : أَجْلَسَ الأَبُ وَلَدَهُ عَلَى الكُرْسِى  Ayah mendudukkan anaknya di atas kursi

Intransitif        : نَامَ الصَّبِى عَلَى السَّرِيْرِ      Bayi itu tidur di atas dipan
Transitif           : أَنَامَ الْجَدُّ حَفِيْدَهُ عَلَى السَّرِيْرِ  Kakek menidurkan cucunya di atas dipan

Intransitif        : قَامَتْ الْخَيْمَةُ عَلَى التُّرَابِ    Kemah itu berdiri di atas pasir
Transitif           : أَقَامَ الْكَشَّافُ خَيْمَتَهُ عَلَى التُّرَابِ  Pramuka mendirikan kemah di atas pasir

Intransitif        : بَعُدَ السُّوْقُ عَن الْمَدْرَسَةِ      Pasar itu jauh dari sekolah
Transitif           : بَعَّدَ رَئِيْسُ الجُمْهُوْرِيَّةِ السُّوْقَ عَن الْمَدْرَسَةِ   Presiden menjauhkan pasar dari sekolah

Intransitif        : طَالَتْ يَدُ السَّارِقِ  Tangan pencuri itu panjang
Transitif           : طَوَّلَ السَّارِقُ يَدَهُ مِنْ خِلاَلِ النَّافِذَةِ  Pencuri itu memanjangkan (menjulurkan) tangannya lewat jendela.

Intransitif        : قَامَ الْوَلَدُ أَمَامَ الْفَصْلِ          Anak itu berdiri di depan kelas
Transitif           : قَامَ الْوَلَدُ بِصِيَامِ رَمَضَان   Anak itu melaksanakan ibadah puasa Ramadhan

Intransitif        : ذَهَبَ التِّلْمِيْذُ إلَى الْمَدْرَسَةِ صَبَاحاً       Murid itu pergi ke sekolah pada waktu pagi
Transitif           : ذَهَبَ اللهُ بِنُوْرِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِى ظُلُمَاتٍ  Allah menghilangkan cahaya mereka dan meninggalkan mereka dalam kegelapan (kesesatan)
Transitif           : ذَهَبَتْ عَنْهُ مَحْبُوْبَتُهُ  Kekasihnya meninggalkannya

Popular Posts